Contents
|
|
Persiapan
untuk Shalat
yang
Khusyu’ |
|
|
Definisi
Khusyu'
Secara etimologi (bahasa), al-khusyu' memiliki makna al-khudhű' (tunduk).
Seseorang dikatakan telah mengkhusyu'kan matanya jika dia telah menundukkan
pandangan matanya.
Secara terminologi (istilah syar'i) al-khusyu' adalah seseorang melaksana
kan shalat dan merasakan kehadiran Allah Subhannahu wa Ta'ala yang amat
dekat kepadanya, sehingga hati dan jiwanya merasa tenang dan tentram, tidak
melakukan gerakan sia-sia dan tidak menoleh. Dia betul-betul menjaga adab
dan sopan santun di hadapan Allah. Segala gerakan dan ucapannya dia
konsetrasi kan mulai dari awal shalat hingga shalatnya berakhir. (lihat
tafsir "Taisîr Karimir Rahman" oleh Syaikh Abdur Rahman Bin Nâshir
As-Sa'dy)
Dalam menafsirkan ayat "Yaitu orang-orang yang khusyu' didalam
sholatnya" (QS:Al-Mu'minun:2),Ibnu Abbâs Radhiallaahu anhu berkata,
"Orang-orang yang khusyu' adalah orang-orang yang takut lagi penuh
ketenangan". Ali Bin Abi Thâlibzberkata, "Yang dimaksud dengan
khusyu' dalam ayat ini adalah kekhusyu'an hati". (Tafsir Ibnu Katsir)
Keutamaan Shalat
yang Khusyu'
Sesungguhnya Allah telah memuji orang yang khusyu' pada banyak
ayat dalam al-Qur'an, di antara nya adalah:
-
Firman
Allah Subhannahu wa Ta'ala , artinya,
"Sesungguhnya telah beruntung orang-orang yang beriman, yaitu
orang-orang yang khusyu' didalam sholatnya". ( QS: Al-Mu'minun:1-2
)
-
Firman
Allah Subhannahu wa Ta'ala , artinya,
"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat,
karena sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu'". ( QS. al-Baqarah: 45 )
-
Firman-Nya
pada ayat yang lain,
"Mereka yang berdo'a kepada Kami dengan penuh harapan dan rasa
takut ( cemas ), dan mareka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami".
( QS. al-Anbiya':90 )
-
Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman, artinya,
"Mereka menyungkurkan mukanya dalam keadaan menangis dan
kekhusyu'an mereka semakin bertambah" ( QS. al-Isra':109 )
-
Allah
Subhannahu wa Ta'ala berfirman,artinya,
"Dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami
pilih, Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka,
maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis." (QS.
Maryam:58)
-
Firman
Allah Subhannahu wa Ta'ala , artinya,
"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabbnya Yang tidak
tampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar."
(QS. al-Mulk :12)
Demikian juga beberapa hadits Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam yang
menjelaskan tentang keutamaan khusyu' berikut ini:
-
Dari
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu ,Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam
bersabda, artinya,
"Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah pada suatu hari yang
tidak ada naungan kecuali naungan Allah; …(dan disebutkan di antaranya)
seseorang yang berdzikir (ingat) kepada Allah dalam kesendirian (kesunyian)
kemudian air matanya mengalir." ( HR. al-Bukhari, Muslim dan lain-lainya
)
-
Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
"Barangsiapa yang mengingat Allah kemudian dia menangis sehingga
air matanya mengalir jatuh ke bumi niscaya dia tidak akan diazab pada
hari Kiamat kelak." (HR. al-Hakim dan dia berkata sanadnya shahih)
Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam
bersabda, artinya,
"Semua mata (manusia) pada hari Kiamat akan menangis kecuali (ada
beberapa orang yang tidak menangis) (pertama) mata yang terjaga dari
hal-hal yang diharamkan Allah, (kedua) mata yang dipergunakan untuk
berjaga-jaga (pada malam hari) di jalan Allah, (ketiga) mata yang
menangis karena takut pada Allah walau (air mata yang keluar itu) hanya
sekecil kepala seekor lalat" ( HR. Ashbahâny )
-
Dari
Bahaz Bin Hakim dari bapaknya dari kakeknya semoga Allah meridhai mereka,
kakeknya berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda, "Diharamkan neraka membakar tiga golongan manusia
yang disebabkan matanya, (pertama) mata yang menangis karena takut pada
Allah, (kedua) mata yang dipergunakan untuk berjaga-jaga (begadang) di
jalan Allah, (ketiga) mata yang terpelihara dari hal-hal yang diharamkan
Allah." (HR. at-Thabrani, al-Baghawi dan yang lainnya, al-Hakim
mengatakan hadits ini shahih dan disepakati oleh adz-Dzahabi)
Kiat-kiat
yang dilakukan sebelum melaksanakan shalat.
Sebelum memulai ibadah
shalat maka perhatikanlah kiat-kiat berikut ini:
-
Menjawab
seruan adzan dengan lafazh sebagaimana yang dikumandang kan oleh muadzin
kecuali lafazh, "hayya 'alash shalah dan hayya 'alal falâh"
maka jawabannya adalah "lâ haula walâ quwwata illa billâh"
sebagaimana perintah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam dalam
sabdanya;
"Apabila kalian mendengar muadzin (mengumandangkan azan) maka
ucapkanlah seperti apa yang diucapkannya...." (HR.al-Bukhari,
Muslim dan yang lainnya).
Lalu berdo'a selesai adzan dengan do'a yang diajarkan oleh Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam seperti Allahumma Rabba hadzihid da’watit
taammah...dst.
Kemudian berdo'a sesuai dengan keinginan masing-masing, sebagai mana
yang telah disabdakan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam ,
"Do'a antara adzan dan iqomah tidak tertolak" (HR. Abu Dawud,
at-Tirmizi, an-Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dan lainnya)
-
Berwudhu
sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam .
Melakukan wudhu berarti telah merealisasikan perintah Allah
yang terdapat dalam firman-Nya, artinya,
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
sholat, maka basuhlah mukamu, basuhlah tanganmu hingga siku, dan usaplah
(sapulah) kepalamu, serta basuhlah kakimu hingga kedua mata kakimu..."
(QS. al-Maida:6)
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda tentang keutamaan wudhu,
yang artinya,
"Barangsiapa yang berwudhu', lalu berwudhu' dengan sebaik-baiknya,
kemudian dia shalat, niscaya dosa antara sholatnya itu dan sholatnya
yang lain (berikutnya) diampuni." (HR.Ibnu Khuzaimah dan Imam
Ahmad)
Dan bahkan orang yang berwudhu` itu berarti dia telah menggugurkan
dosa-dosanya bersamaan dengan air yang mengalir dari anggota wudhu` yang
telah dibasuh. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Muslim)
-
Bersiwak
(atau menggosok gigi) sebelum shalat sebagaimana perintah Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam dalam sebuah haditsnya, artinya,
"Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya aku perintahkan
mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu' (dalam riwayat yang lain)
setiap kali hendak sholat" (HR.Muttafaq 'Alaih)
-
Memakai
pakaian yang sopan (layak), bersih dan wangi, serta menjauhi semaksimal
mungkin pakaian yang sudah kotor, bau dan tidak layak untuk dipakai
dalam shalat. Menghindari pakaian yang ketat sehingga menyebabkan
kesulitan untuk bergerak dan bernafas, janganlah memakai pakaian
bergambar atau bertulisan agar mata kita terjaga dan juga agar orang
lain tidak terganggu, lalu perhatikan juga pakaian yang membungkus tubuh
kita, apakah sudah memenuhi syarat? Apakah sudah benar-benar menutupi
aurat? Semua hal ini sebagai bentuk realisasi dari firman Allah
Subhannahu wa Ta'ala , artinya,
"Wahai manusia pakailah pakaianmu yang indah setiap kali memasuki
masjid" (QS.Al-'Araf : 31)
-
Jagalah
konsetrasi dalam melaksanakan shalat dengan cara menghindari tempat dan
suasana yang panas atau gerah, sebagaimana larangan Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam untuk tidak shalat Dzuhur pada saat panas
sangat menyengat. Beliau bersabda, artinya,
"Laksanakanlah sholat Dzuhur pada waktu panas sudah mereda, karena
panas yang sangat menyengat itu adalah hawa panas yang berasal dari
neraka jahannam" (HR.al-Bukhari, Ahmad dll).
Dan jagalah konsentrasi shalat kita dengan memenuhi segala kebutuhan
jasmani kita yang mendesak, seperti; kalau seandainya sebelum shalat
perut kita terasa mulas, ingin buang air maka janganlah ditahan-tahan,
sebab kalau kita shalat sambil menahan perut kita yang mulas pasti
konsetrasi shalat kita terganggu. Demikian juga apabila kita merasa
lapar sebelum melaksanakan shalat maka bersegeralah untuk makan untuk
memenuhi hajat perut kita tersebut agar rasa lapar itu tidak membuyarkan
konsetrasi kita ketika sedang shalat, dan mengenai dua permasalahan
diatas Rasulullah nbersabda, artinya,
"Tiada sholat ketika makanan sudah terhidang dan tiada sholat
ketika sesseorang menahan hajat buang airnya" (HR.Muslim, Ahmad dan
lain-lain).
-
Carilah
tempat shalat yang tenang, yang jauh dari kebisingan, yang jauh dari
suara-suara berisik dan suara-suara gaduh, Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda;
"Jauhilah suara-suara berisik seperti di pasar (ketika berada di
masjid)" (HR.Muslim)
Oleh karena itu siapa saja yang berada di masjid hendaklah menjaga
ketenangan dan ketentraman masjid, apabila kita berdzikir maka
lirihkanlah suara dzikir kita, dan apabila kita membaca al-Qur'an maka
lirihkanlah suara bacaan Al-Qur'an kita. Jangan sampai suara kita
membuyarkan konsentrasi saudara-saudara kita yang sedang bermunajat
kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala , Rasulullah Shalallaahu alaihi
wasalam bersabda, artinya,
"Sesungguhnya orang yang shalat sedang bermunajat kepada Rabnya,
maka perhatikanlah saudaramu yang sedang bermunajat itu, Janganlah
keraskan bacaan Qur'an kalian!" (HR. al-Bukhari dan Imam Malik)
-
Luangkanlah
waktu untuk menunggu datangnya waktu shalat. Meluangkan waktu menunggu
datang nya waktu shalat bisa dilakukan di dalam masjid terutama bagi
laki-laki, sedangkan bagi wanita maka lebih utama di rumah. Allah
akan memberikan keutamaan dan fadhilah yang sangat banyak
bagi orang yang menunggu waktu shalat, Sebagaimana Rasulullah
Shalallaahu alaihi wasalam bersabda,
"Senantiasa dihitung perbuatan seorang hamba itu sebagai pahala
sholat selama ia menunggu datangnya waktu sholat, dan para malaikat (senantiasa)
berdo'a untuknya, “Ya Allah ampunilah dia dan rahmatilah dia,”
sampai seorang hamba itu selesai (melaksanakan sholat) atau ia berhadats,
(ada yang bertanya); apa yang dimaksud dengan hadats, (kata Rasulullah);
keluar angin dari lubang dubur baik bau maupun tidak" (HR.Muslim
dan Abu Daud)
Dalam hadits yang lain beliau bersabda, artinya,
"Maukah aku beritahukan tentang beberapa hal, yang mana Allah akan
menjadikannya sebagai pelebur dosa dan pengangkat derajat kalian? Para
shahabat menjawab, “Tentu mau ya Rasulullah,” lalu Rasulullah
bersabda, "Sempurnakan wudhu' walau dalam keadaan tidak
menyenangkan (spt; dingin), perbanyak langkah menuju masjid, menunggu
sholat setelah melaksanakan sholat, maka yang demikian itu adalah
ar-ribath, yang demikian itu ar-ribath.” (HR.Ibnu Khuzaimah, Ibnu
Hibban dan Muslim)
Ar-ribath adalah senantiasa menjaga kesucian, shalat dan ibadah maka
pahalanya diumpamakan seperti jihad di jalan Allah.
Demikianlah
kiat-kiat yang perlu kita perhatikan sebelum melak sanakan shalat. Dengan
merealisasikan itu semua mudah-mudahan shalat kita menjadi shalat yang
khusyu’ dan diterima disisi Allah Subhannahu wa Ta'ala . Amin. Wallahu
a’lam bish shawab.
(Abu Abdillah Dzahabi)
|
|
|